Friday, February 27, 2015

Renungan kita hari ini terambil dari kitab Amsal 1:2-3. Tema renungan kita hari ini ialah tujuan hikmat. Hikmat sangat kita perlukan dalam hidup setiap hari. Hikmat berkaitan dengan keputusan yang akan kita ambil setiap hari. Hikmat juga berkaitan dengan sikap hati yang patut kita jalani setiap hari. Melalui renungan kita hari ini diharapkan supaya kita mendapatkan pemahaman tentang tujuan hikmat dalam hidup kita.

Pada kesempatan ini, renungan kita hari ini akan memberikan pencerahan tentang tujuan hikmat yang terdapat dalam kitab Amsal. Sebagai pembuka dari renungan kita hari ini, kita melihat terlebih dahulu tentang kitab Amsal.

Kitab Amsal dari judul Ibraninya ialah "misyle syelomoh' artinya kumpulan amsal-amsal Salomo. Kitab Amsal adalah kitab panduan bagi hidup yang berhasil. Penulis Amsal dengan gamblang menjelaskan peranan dan fungsi hikmat sebagai pedoman untuk hidup bijaksana. Penulis mengkontradiksikan antara hidup dalam hikmat sehingga memperoleh keberhasilan dengan hidup dalam kebodohan akhirnya menuai kebinasaan.

Hikmat adalah kemampuan manusia di dalam mementukan mana yang baik dan jahat dan dengan hikmat itu pula manusia dapat mengatur diri atau menguasai diri di dalam segala aspek kehidupannya. Hikmat merupakan karunia yang diberikan Allah kepada setiap manusia. Allah memberikan pikiran dan akal budi kepada manusia dan di dalamnya terdapat hikmat Allah. Manusia diwajibkan untuk menggunakan hikmat yang diberikan Allah itu supaya tidak salah dalam mengambil keputusan.

Tujuan hikmat adalah penguasaan diri dalam segala hal dan sebagai wujud nyata dari disiplin rohani seseorang. Hikmat juga bertujuan untuk menyatakan kuasa dan kasih Allah serta dengan hikmat itu pula menyadarkan manusia untuk mendapatkan pengertian dalam membedakan mana yang baik dan jahat. Rev. Stephen Tong mengatakan: "Seseorang yang berhikmat atau bijaksana akan tahu bagaimana menggunakan waktu dengan baik untuk memuliakan Tuhan dan seseorang yang mengenal Tuhan adalah seseorang yang mengetahui bahwa kesementaraannya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Allah yang kekal. Bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat dan dengan akal sehat itu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat".

Hikmat seseorang nampak dari seluruh aspek kehidupannya. Seseorang dinyatakan berhikmat bukan atas pengakuan diri sendiri tetapi pengakuan yang berasal dari lingkungan sekitar, yakni orang-orang yang memiliki hubungan dengan orang tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang dapat mengklaim dan memproklamirkan dirinya sendiri bijak. Bodohlah orang-orang yang menyatakan dirinya demikian.

0 comments :

Post a Comment