Wednesday, March 4, 2015

Renungan kita hari ini terambil dari Injil Yohanes 1331-38. Tema renungan kita hari ini adalah komunitas murid Yesus. Tujuan dari tenungan kita hari ini adalah untuk mengetahui bahwa komunitas murid Yesus sangat penting dalam proses pertumbuhan iman dan kematangan rohani kita. Kiranya melalui renungan kita hari ini membuat kita semakin termotivasi untuk terus bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus.

Ini adalah jaman edan di mana orang-orang tidak malu lagi memamerkan perbuatan-perbuatan yang berdosa dan asusila dalam komunitas-komunitasnya dan mengemasnya dengan istilah-istilah 'modern'. Ada komunitas kaum gay/homo, komunitas pekerja seks dan sebagainya.

Dalam dunia seperti inilah Tuhan Yesus membangkitkan komunitas baru, yang kudus dan mampu menerangi dunia yang gelap ini. Setiap hari Ia menyeleksi para pengikut-Nya untuk menjadi murid-murid yang mampu menumbuhkan komunitas baru yang menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Komunitas baru ini harus mengerjakan satu perintah yang baru pula yaitu: "...supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi" - Yohanes 13:34. Komunitas baru murid-murid Kristus adalah komunitas kasih di mana kasih bukan hanya dibicarakan tetapi dipraktekkan, bukan sekedar teori tetapi menjadi kehidupan yang nyata. Perintah saling mengasihi tersebut baru, bukan berarti mengasihi itu sesuatu yang baru bahkan hampir semua agama memiliki perintah ini, tetapi perintah ini baru karena ada ukuran baru yang dipakai, yaitu "saling mengasihi sama seperti Aku". Tuhan Yesus ingin murid-murid-Nya membangun komunitas kasih yang sesuai dengan kasih-Nya.

Bahasa Yunani mengenal kata eros, philio, storge dan agape. Dalam eros seseorang mengasihi karena ada ketertarikan secara fisik/seksual. Dalam philio seseorang mengasihi karena ada kecocokan sebagai sahabat. Dalam storge  seseorang mengasihi karena ada hubungan darah. Tetapi dalam agape seseorang mengasihi orang lain karena melihat mereka sebagai manusia berharga yang dikasihi Tuhan.

Tuhan Yesus mengasihi kita bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita berharga di mata-Nya. Ia tidak rela kita hancur oleh dosa-dosa. Ia ingin kita sampai kepada tujuan penciptaan dan hidup penuh damai sejahtera dengan memberikan diri-Nya menjadi korban penebusan. Bisakah kita mengasihi saudara seiman seperti itu? Mengasihi bukan karena pamrih dan motivasi yang egois, tetapi karena ingin membahagiakan orang lain.

Tuesday, March 3, 2015

Renungan kita hari ini terambil dari 2 Petrus 1:16-21. Tema renungan kita hari ini ialah mengalami firman sejati. Tujuan dari renungan kita hari ini ialah supaya hidup kita setiap hari mengalami kemenangan yang dijamin oleh Tuhan dan firman-Nya.

Banyak pengajaran yang hadir di sekitar kita. Dan tidak sedikit pengajaran itu kelihatannya sangat mulia karena seakan-akan dibangun berdasarkan Alkitab. Tetapi kalau kita tidak waspada terhadap pengajaran yang kita dengar, maka kita dapat saja terseret ke dalam kesesatan. Untuk itu perlu kita mengenali pengajaran yang benar, maka kita akan tahu pengajaran yang menyesatkan. Apakah ciri dari pengajaran yang benar menurut nats kita di atas?

Tidak didasarkan pada dongeng.
Pengajaran yang benar tidak didasari pada dongeng. "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya" 2 Petrus 1:16.

Pengajanran yang benar didasarkan pada kenyataan. Ada orang (dalam hal ini Petrus) yang menjadi saksi dari kisah yang diungkapkan dalam pengajaran itu dan bukan suatu kisah yang tidak bisa dicari dalam sejarah. Karena itu, kalau pengajaran yang Anda terima hari ini tidak memiliki pijakan sejarah, maka perlu dipertanyakan keabsahannya untuk menjadi dasar dari iman.

Menguatkan iman.
Pengajaran yang benar akan menguatkan iman kita. "Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi" - 2 Petrus 1:19. Pengajaran yang benar bukan saja memiliki pijakan sejarah tetapi juga akan meneguhkan iman dari mereka yang menerimanya.

Kenyataan yang dimiliki oleh pengajaran itu akan meyakinkan setiap orang yang menerimanya bahwa pengajaran itu benar adanya. Pembuktian pengajaran itu dalam sejarah akan meneguhkan setiap pernyataan yang ada dan menjadi alasan untuk menerimanya.

Kalau pengajaran yang Anda terima hari ini justru menggoncangkan iman Anda, maka Anda perlu mengkaji ulang untuk menerimanya. Firman yang sejati adalah berita yang akan mengokohkan keyakinan kita kepada Allah. Itu akan membuat kita semakin mengasihi Allah dan hidup dalam kehendak dan rencana-Nya dalam kehidupan kita. Jadi, selidikilah apa yang Anda baca dan dengar. Jangan biarkan hidup Anda diseret jauh dari Tuhan.

Monday, March 2, 2015

Dalam Kristus kita hidup. Dalam Kristus kita menerima atau memperoleh segala berkat rohani. Dalam Kristus kita memperoleh segala berkat jasmani. Dalam Kristus kita memperoleh segala berkat materi. Renungan kita hari ini terambil dari Injil Yohanes 15:1-5. Tema renungan kita hari ini ialah dalam Kristus. Tujuan renungan kita hari ini ialah supaya kita mengerti status kita dalam Kristus.

Hidup kita dalam Kristus akan mengalami suatu proses yang panjang. Proses yang panjang ini berlangsung selama kita hidup di dunia. Tuhan Yesus berkata: "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah" - Yohanes 15:2. Tujuan proses hidup dalam Kristus ialah supaya hidup kita semakin berkualitas yang berdampak kepada adanya produktivitas atau hasil yang dirasakan oleh orang lain. Hasil yang dirasakan oleh orang lain ini akan berdampak kepada kemuliaan bagi Kristus.

Hidup dalam Kristus, selain mengalami suatu proses, kita juga akan mengalami pembersihan secara rohani. Hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah akan dibersihkan. Dan alat pembersihnya ialah firman Tuhan. Tuhan Yesus berkata: "Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu" - Yohanes 15:3.

Hidup dalam Kristus tidak berhenti hanya dengan dibersihkan oleh firman yang dikatakan oleh Yesus. Kita dituntut untuk tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita. Ini merupakan kunci bagai supaya hidup kita semakin berbuah. Tuhan Yesus berkata: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku" - Yohanes 15:4.

Kita harus tinggal di dalam Kristus. Tujuannya supaya kita tetap mendapatkan suplai makanan rohani untuk pertumbuhan kita dan juga untuk berbuah. Kita tidak akan bisa menghasilkan buah dengan kekuatan kita sendiri. Semua usaha kita akan percuma atau sia-sia kalau kita terpisah dari Yesus Kristus.

Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk tetap ada di dalam Kristus. Menyerahkan diri kita secara total kepada pimpinan dan otoritas Kristus dalam hidup kita. Kebergantungan kita kepada Kristus harus terus-menerus dibangun dengan baik dan benar. Melalui doa, persekutuan, pembacaan firman Tuhan, penyembahan dan kesaksian kita. Baca juga renungan ini: Hidup Sebagai Orang Berhikmat Part 3.